Kejang tanpa demam (part 3)

Akhirnyaa... setelah hampir 6 bulan bebas kejang, obat sibitalnya fadhil pelan-pelan diturunin frekuensinya. Yang awalnya 2x sehari, jadi 1x sehari selama 2 minggu, dilanjut jadi dua hari sekali selama 2 minggu, lalu tiga hari sekali selama 2 minggu, dilanjut jadi empat hari sekali, lima hari sekali, sampai tujuh hari sekali sampai obatnya abis.

Ini baru hari pertama obatnya diminum sehari sekali. Kata dokter, kalo ada kejang lagi selama masa penurunan frekuensi obat, ga ada ampun alias terpaksa minum obat selama dua tahun. Ya Allah.. mudah2an ga ada kejang lagi. Aamiin.

Awalnya saat fadhil didiagnosa epilepsi sama dokternya, saya sempet ngerasa sedih sama kondisi fadhil. Tapi setelah saya kontrol rutin ke dokter, ternyata masih banyak pasien yang kondisinya jauh lebih buruk. Ada yang makannya lewat selang terus, ada yang hanya bisa tidur terus, ada yang jadi keterbelakangan mental, ada yang lunglai ga bisa negakin kepala, dll. Mereka yang kondisinya lebih buruk karena ada yang telat penanganannya, kerusakan otaknya lebih buruk, dll.

Sedih ngeliatnya.. Saya jadi lebih bersyukur diberikan ujian yang masih bisa saya lewatin. Dan saya juga lebih bersyukur karena tumbuh kembangnya fadhil sesuai sama usianya. Sembilan bulan lagi belajar jalan sambil dorong2, merambat. Rasanya pengorbanan ngelepas karir ga sia2.

Semoga dengan nikmat sakit yang Allah berikan ke fadhil, membawa berkah untuk saya dan keluarga. 

Komentar

Postingan Populer