Gagal Beasiswa Unggulan
Akhirnyaa... yang ditunggu-tunggu tiba juga. Keluarlah pengumuman dari website Beasiswa Unggulan bahwa saya
TIDAK LULUS SELEKSI WAWANCARA
----
Kayaknya kalau searching "tips lolos beasiswa unggulan" di Google, hasilnya banyak banget yaa.. Maka dari itu saya buat artikel yang anti mainstream aja yaitu gagal beasiswa unggulan.
Mumpung masih anget-anget baru banget keluar pengumuman saya tidak lulus seleksi wawancara, jadi kepengen nulis pengalaman saya yang kira-kira bikin saya gagal wawancara beasiswa unggulan.
Sebenarnya setelah proses wawancara itu berlangsung, feeling bahwa kayaknya saya ga akan diterima itu udah ada. Tapi yaa tetep boleh dong punya harapan sampai pengumuman resminya keluar. Dan bener feeling saya bahwa saya tidak lulus seleksi wawancara.
Ini ada beberapa poin yang menjadi kekurangan saya saat wawancara. Semoga ke depannya jangan sampai diulangi oleh (calon) pelamar lain.
- Saya tidak membawa pulpen saat wawancara. Jadi ceritanya saya diminta untuk mengisi form kehadiran di meja interviewer yaitu seorang psikolog, tapi saat itu saya tidak bawa pulpen. Memang di rumah saya tidak ada pulpen karena anak saya gratil suka mretelin pulpen saya dan saat hari H saya lupa beli pulpen dulu. Sang interviewer kelihatan kurang suka, beliau berpesan agar setiap ada proses seleksi seperti ini sedia selalu pulpen di dalam tas. (Padahal saya lihat di form kehadiran, semua tulisan pelamar menggunakan tinta warna biru dimana pulpen biru itu disediakan di meja interviewer. Wallahualam.)
- Saya tidak mengupload surat resmi dari pihak kampus bahwa saya menang di kompetisi internasional. Jadi ceritanya sertifikat yang saya upload di website adalah sertifikat finalis, bukan sertifikat pemenang. Memang awalnya kami dinyatakan sebagai finalis terlebih dahulu, lalu setelah menang, pihak penyelenggara mengeluarkan sertifikat lagi yaitu sertifikat pemenang. Dan.... sertifikat pemenang itu langsung diberikan ke Departemen. Jadi saya cuma berpikir bahwa sertifikat finalis aja udah cukup saya upload. (Sebenarnya di bagian ini agak alot karena saya tidak menyangka hal seperti ini jadi dipermasalahkan dan saya tidak berpikir sejauh itu bahwa surat resmi dari pihak kampus begitu penting untuk diupload). Beliau berkata bahwa dia harus menilai secara objektif dan sempat terbesit suatu perasaan, "Ya Allah, ngapain gue bohong? Gue kan mau kuliah, masa dimulai dari sesuatu yang ga baik." Dan sampai akhir wawancara pun, beliau masih ngomong, "Jadi, sertifikat kompetisinya tidak bisa dinilai ya karena kamu tidak upload surat resmi dari pihak kampus." Rasanya kayak kamu udah jujur, tapi kamu ga dipercaya. Perih.
- To be continued.
apakah faktor gagalnya hanya itu. karena pulpen dan tidak sesuai dengan sertifikatnya?apakah ads pertanyaan2 yg mungkin bikin kamu gagal pada saat itu?terimakasih,
BalasHapus